Menurunkan rupiah untuk merangsang ekspor?

Dalam membaca judul sudah pasti kita akan berpikir akan negara tiongkok atau china, negara tiongkok saat ini adalah negara yang paling cepat pertumbuhan ekonominya dan peringkat  satu pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia , pada tahun 2017 tercatat perekonomian mampu tumbuh 6,9% atau naik tipis dari tahun 2016, pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi china sebesar 6,7% di dalam ketidakpastian global yang sedang melanda sekarang ini, negara –negara di dunia mengalami resesi pada ekonominya sampai-sampai ada yang pertumbuhan ekonominya mengalami defisit. China dianggap mampu untuk memanfaatkan momentum, sehingga mematahkan proyeksi banyak pihak dalam beberapa waktu terakhir.  China mampu tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, Cina memainkan peran besar dalam perdagangan global. China  menjadi konsumen bagi hampir semua komoditas dan juga produsen sebagian besar komoditas di dunia. Oleh karena itu berkontribusi 30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi global pada 2017. Sangat aneh memang bila dipikir secara normal pada saat perekonomian global yang lesu, ekonomi china bisa tumbuh dengan tinggi. Ternyata hal itu adalah dampak dari kebijakan moneter yang dijalankan oleh negara itu sendiri, china melalu bank sentralnya sengaja menurunkan nilai mata uangnya terhadap dolar, dalam kebijakan moneter nilai tukar adalah nilai kunci yang paling berpengaruh. Dan china melakukan kebijakan menurunkan nilai mata uangnya terhadap dolar amerika yang diharapkan dapat menjadikan produk-produk yang berasal dari china relatif lebih murah dari pada yang lain. Kebijakan ini membuat industri China tetap kompetitif dibandingkan dengan negra lain. Amerika Serikat mengatakan hal tersebut membuat ketidakseimbangan perdagangan bagi kedua negara karena murahnya produk-produk China yang berhasil masuk pasar Amerika Serikat tetapi mahalnya produk Amerika serikat yang akhirnya tidak bisa menembus pasar China. China berhasil meraup keuntungan dari kebijakan yang dijalankannya itu. Oleh karena itu produk-produk yang berasal dari china lebih memikat warga negara di dunia di karenakan hargnya yang relatif lebih murah daripada yang lainnya. Seperti yang kita ketahui china terkenal dengan produk tiruannya yang laku keras di pasar internasional dan memicu penanaman modal asing yang cukup besar dan itu berkat kebijakan moneternya sehingga pertumbuhan ekonomi China jauh lebih tinggi serta surplus neraca perdagannya lebih besar daripada negara maju lainnya Langkah China dalam mengapresiasi mata uangnya dengan cara  mendevalusi yuan ini bukan tanpa resiko Kebijakan China dalam mematok yuan terhadap dollar dinilai memilki dampak negatif, salah satunya adalah inflasi karena Bank Central China perlu menggunakan cadangan devisanya untuk mejaga nilai yuan. Lantas bagaimana kalau indonesia juga menerapkan itu di negaranya mengingat indonesia juga mempunyai kemiripan dengan china, dengan jumlah penduduk yang sangat besar sekitar 250 juta, indonesia harusnya bisa memanfaatkannya. Jumlah penduduk sebesar itu adalah aset dan pasar yang bagus buat perekonomian. Dan indonesia adalah negara komoditas, beragam komoditas terdapat di indonesia, banyak komoditas yang tidak ada di luar negeri tapi terdapat banyak di indonesia, hal itu adalah keuntungan bagi indonesia dalam perdagangan inernasional, karena di dalam konsep moneter, semakin besar ekspor maka semakin besar penerimaan ekspor barang dan jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki oleh suatu negara dan pada lanjutannya nilai tukar terhadap mata uang asing cenderung menguat atau apresiasi. Sebaliknya, jika ekspor menurun, maka jumlah valuta asing yang dimiliki semakin menurun sehingga nilai tukar juga cenderung mengalami depresiasi. Oleh karena itu ekspor sangat penting dalam perdagangan internasional demi menaikkan nilai tukar rupiah bukan berarti kita sangat anti impor, impor juga sangat di perlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, memang menurut banyak orang impor itu sangat tidak membanggakan, ketika negara melakukan impor bukan negara itu tidak mampu menyediakannya di dalam negeri namun impor itu sangat di perlukan dalam perdagangan internasional ekspor dan impor merupakan komponen utama, dalam awal-awal pembentukan negara ini para pendiri negara merumuskan dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 indonesia juga harus andil dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berarti indonesia juga harus aktif dalam perdagangan internasional yaitu melalui ekspor dan impor, namun impor juga harus di atur supaya tidak menggrumus pengusaha dalam negeri dan dampak impor barang dan jasa yang berlebihan adalah akan semakin besar permintaan pada valuta asing sehingga nilai tukar cenderung melemah. Memang saat ini indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang bebas tetapi tidak secara murni melakukannya indonesia masih melakukan intervensi, pada sistem mengambang bebas, nilai tukar mata uang di serahkan sepenuhnya oleh mekanisme pasar. Akhir-akhir ini rupiah mengalami depresiasi, rupiah menyentuh angka terndahnya dalam beberapa tahun terakhir meskipun faktor internal dalam negerinya baik seperti inflasi yang terjaga, hutang yang terjaga, defisit anggaran yang terjaga namun rupiah terus mengalami depresiasi hal itu berarti faktor internal bukan sesuatu yang dominan mengubah nilai tukar rupiah, nilai tukar juga di pengaruhi oleh faktro eksternal, faktor ekternal adalah hal-hal yang berasal dari luar negeri, sangat aneh memang sebagai seorang awam memahaminya kenapa faktor eksternal juga mempengaruhi sebuah nilai tukar mata uang, setiap gejolak di beberapa luar negeri juga akan mengubah perekonomian dalam negeri, mungkin saya sebagai mahasiswa ekonomi semester 5 sedikit tahu mengeai itu tetapi pada masyarakat umum bertanya-tanya mengapa hal itu bisa terjadi, pada saat krisis moneter 1997 nilai tukar rupiah mengalami nilai tukar yang paling rendah sepanjang negara ini berdiri dan pada saat amerika serikat mengalami krisis, nilai tukar rupiah juga mengalami penurunan nilai tukar. Hal itu mencerminkan semua negara pasti bergantung pada negara yang lainnya, setiap negara akan mempengaruhi negera yang lainnya. Masyarakat umum pada saat rupiah mengalami pelemahan pasti akan menyalahkan kepada pemerintah, pada saat rupiah mengalami sudah pasti menyalahkan pemerintah, mereka tidak tahu mau berbuat bagaimana dan ujung-ujungnya pasti akan menyalahkan pemerintah dan yang paling aneh mereka pasti menyalahkan presidennya, apalagi dari pihak oposisi, pada saat rupiah mengalami depresiasi bagi mereka adalah sasaran empuk bagi pihak opisis untuk mengkritik pemerintah, hal itu adalah hal yang biasa. Di dalam kenyataannya nilai tukar rupiah memang rawan bergejolak, apalagi sistem yang dipakai indonesia bergantung pada pasar yaitu kekuatan permintaan dan penawaran, memang setiap sistem nilai tukar mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, seperti sistem nilai tukar mengambang bebas, pada sistem nilai tukar mengambang bebas atau Free Floating Rate cadangan devisa nya relatif lebih aman,masalah neraca pembayaran dapat diminamalisir dan apabila ada kelebihan pasti ada kelemahan, kelemahannya yaitu praktik spekulan semakin bebas seperti yang terjadi di indonesia saat ini. Memang indonesia dalam sejarahnya bolak balik mengubah sistem nilai tukarnya mulai dari sistem kurs tetap , kurs mengambang terkendali dan setelah krisis moneter menerapkkan sistem mengambang bebas dengan pengecualian.

Dalam perekonomian terbuka penggunaan uang dalam memperlancar transaksi tidak terbatas hanya dilakukan antar penduduk, tetapi juga dapat dilakukan antar penduduk suatu negara dengan negara lain dengan menggunakan mata uang yang disepakati. Penggunaan uang dengan penduduk negara lain tersebut umumnya dilakukan untuk transaksi pembayaran impor barang-barang dan jasa ke penduduk di luar negeri ataupun penerimaan dari hasil ekspor barang jasa dari luar negeri. Oleh karena itu sekali lagi, masyarakat dalam hal ini harus memulai memilih produk-produk dalam negerinya supaya uang beredar di dalam negeri agar membuat perekonomian dalam negeri stabil, uang mengalir ke desa desa dan diharapkan menambah pendapatan perkapita.

Indonesia adalah negara komoditas, oleh karena itu pada saat ekonomi global, indonesia juga mengalami keterguncangan dikarenakan negara-negara di dunia menunda untuk melakukan perdagangan internasionalnya dan berfokus kepada perbaikan dalam negerinya, hal itu sangat berdampak bagi negara negara yang mengandalkan natural resources kebanyakan adalah negara berkembang Negara-negara berkembang tersebut mengeksploitasi sumber daya alamnya secara intensif dan menggantungkan sumber pendapatan per kapitanya dari pengolahan sumber daya alam tersebut, dan mereka hanya akan berorientasi pada ekspor semata tidak, bertahun tahun sudah mereka melakukannya., Kegiatan eksploitasi dan ekspor sumber daya alam besar-besaran di suatu negara akan mendorong apresiasi nilai tukar mata uang negara tersebut. Namun hal itu tidak baik bagi kedepannya , negara yang hanya mengandalkan natural resources nya secara tidak langsung akun mematikan sektor yang lainnya. Oleh karena itu pada saat dunia mengalami shock, negara negara yang mengandalkan natural resources nya pasti sangat mengalami dampaknya, pertumbuhan mereka kebanyak minus, karena mereka hanya pada satu sektor seperti minyak dan gas, dan akan mengakibatkan perekonomian di negara itu mengalami kekacauan dan secara langsung akan menurunkan nilai tukar yang berlaku di negara itu. Dari paparan itu tentu jalan keluarnya untuk mengatasi masalah itu adalah dengan cara memanfaatkan dan menciptakan sektor sektor alternatif, agar pada saat harga minyak dunia turun, negara-negara yang mengandalkan sumber daya itu bisa ditopang dengan sektor sektor alternatif itu. Contohnya indonesia, indonesia memang mempunyai sektor sektor alternatif namun di merata di semua provinsi.

Indonesia harus mengoptimalkan sektor pariwisatanya, karena bagi masyarakat luar negeri indonesia di ibaratkan serpihan bongkahan surga, kecantikan dan keindahan alamnya harus di manfaatkan guna menarik wisatawan dalam dan luar negeri. Perkembangan devisa pariwisata indonesia setiap tahun mengalami kenaikkan. Pengaruh perubahan devisa pariwisata terhadap nilai tukar mata uang biasanya dapat dilihat melalui pengaruhnya terhadap ketersediaan cadangan devisa dalam suatu perekonomian. Dengan demikian, apabila terjadi arus masuk wisatawan ke dalam suatu negara, akan menyebabkan penambahan cadangan devisa, yang pada gilirannya menambah ketersediaan (penawaran) valuta asing. Dan akan mampu menaikkan nilai tukar rupiah. Oleh karena itu hal ini harusnya harus di manfaatkan dengan maksimal, berdasarkan data yang ada, jumlah turis asing yang masuk ke indonesia masih kalah dengan negara-negara tetangga kita seperti, malaysia,thailand dan singapura. Tentu hal ini sangat mengecewakan karena sudah jelas-jelas keindahan alam indonesia lebih mempesona daripada negara tetangga. Pemerintah sejauh ini memang sudah mulai menggarap sektor pariwisata ini, oleh karenanya dulu kementerian yang menaungi kegiatan pariwisata bernama kementerian pariwisata namun seiring dengan perkembangan zaman dan kementerian pariwisata sekarang berubah menjadi kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif, hal itu memang di sadari bahwa dengan pariwisata juga dapat menumbuhkan ekonomi ekonomi yang kreatif. itu berarti dengan pariwisata juga dapat menumbuhkan sektor sektor ekonomi yang lain guna menunjang pertumbuhan ekonomi.

      Memang susah menjaga nilai tukar yang stabil, apalagi sistem nilai tukar yang di anut indonesia adalah sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai rupiah di serahkan sepenuhnya oleh kekuatan permintaan dan penawaran, mau tidak mau perekonomian dalam negeri harus di tuntut harus stabil dan harus mapan, memang di indonesia tidak menyerahkan sepenuhnya pada pasar, pemerintah masih dapat mengintervensi, oleh karena itu pemerintah harus dapat menjaga permintaan dan penwaran. Jangan sampai permintaan melebihi penawaran dan juga penawaran jangan sampai melebihi permintaan.  Dan mudah sekali nilai Rupiah mengalami lonjakan setiap kali pasar melakukan aksi negatif. Hal seperti ini yang harus di minimalisir dampaknya. Memang hingga saat ini memang belum ada yang dapat secara permanen menstabilkan nilai tukar Rupiah terhadap dolar amerika, atau setidaknya dapat mengembalikan nilai tukar Rupiah ke nilai sebelum terjadinya lonjakan.oleh karena itu harus ada langkah-langkah preventif untuk menanggulanginya.

Tinggalkan komentar